TOPENG USANG
Dulu segalanya adalah ke indahan.
Tiada sedikit terlihat kejanggalan.
Siang malam berhiaskan senyuman.
Tiada wajah murung, yang ada hanyalah keceriaan.
Tiada kesulitan tiada halangan.
Semua hanyalah ujian dan tantangan.
Kacamata hitam di pinggir jalan.
Itu bukan sekedar penampilan tapi penentuan target buruan.
Walaupun sekedar garam di ujung bibir agar rokok terasa nyaman.
Sejarah takkan terlupakan.
Walau kini mati tak hendak hiduppun segan.
Tak terasa kepala penuh uban.
Anak anak sudah dewasa dan memilih jalan.
Tapi ku tak berhenti dalam pengejaran.
Dan daku tak pernah beringsut dari persembunyian.
Sampai pintu tobat tak pernah ku temukan.
Meski hanya sekedar jalan.
Untuk mengubah dari kebohongan menuju kejujuran.
Aku hanya bisa menikmati sisa-sisa perjalanan.
Kini ku terhempas jadi debu puing kehidupan di sudut selokan.
Bahkan nyawa ini sudah sambungan.
Tak pernah kutau sampai besok lusa atau kapan.
Ku hanya bisa menunduk dan pasrah pada Tuhan.
(Di gubah dari kenyataan sang raja jalanan, edisi 7 Sep 22)
LASKAR HATI
luar bisa kawan ...
ReplyDeleteaku suka gayamu bertutur ..