SUKMA DI UJUNG RANTING
Malam dan siang jadi waktu bergantung bagai jam dinding.
Sosokmu angkuh kokoh tak goyah meski di terpa badai tak bergeming.
Cemerlangnya otakmu mampu mengingat rangkaian sejarah dan deretan angka entri yang berputar bagai baling baling.
Tajamnya pandang matamu mampu menembus beton dan dinding.
Kekuatan gigimu mampu remukkan tulang dan daging.
Kekuatan kakimu mampu menempuh jalan ratusan kilometer dalam even camping.
Kekarnya otot tanganmu mampu angkat barbel sebesar babi guling.
Kemampuan staminamu mampu taklukkan lembah ngarai dan tebing.
Lembut nada rayuanmu bikin hati para gadis luluh lantak berkeping.
Daya tarik pesonamu di gilai wanita cukup dengan senyum tersungging.
Kini kau terkulai lemah di peraduan kau berbaring.
Dudukmu lunglai di atas kursi roda untuk berjalan harus di giring.
Berdirimu hanyalah semu karna di topang baju kaku dari anyaman bambu kering.
Langkah jalanmu gontai itupun harus di bimbing.
Untuk sekedar makan kau harus di suapi dan tak pernah habis walaupun setengah piring.
Suaramu serak parau hingga yg mendengarnya jadi merinding.
Kini kau tergilas oleh hiruk pikuk dunia yang ramai nan bising.
Hanya tinggal satu urusanmu yang paling penting.
Masih mampukah hatimu menghadap yang maha kuasa tanpa berpaling.
9 Agustus 2018
Post a Comment for "SUKMA DI UJUNG RANTING "