Sukma di rumah mungil
Ku sadari hidupku di alam terpencil
Walo buram dengan segala likunya ku merasa terpanggil
Jauh sanak saudara
Jauh kawan
Yang ada hanyalah gerombolan jahat yang selalu usil
Ku bangun rumah indah nan mungil
Agar menjadi nyaman bagi sekumpulan anak-anak orang kecil
Meski tak berharga tak sedap di pandang tapi di situ ku bisa tampil
Hanya di iringi expresi jiwa dan sentuhan tangan terampil
Tak ku pikir apakah itu nanti akan membawa hasil
Tapi tiada sesuatupun yang mudah hanya tinggal ambil
Keringat dan darah ku pertaruhkan meski tubuh lemah ini harus menggigil
Suara sumbang miring penggembosan adalah buah pikiran mereka yang mengklaim langkah ini muskil
Mereka menghakimi menghujat mencibir secara tak adil
Kepenatan rasa rendah diri dan keterbatasan dalam ketidakmampuan sering bikin ku oleng tak stabil
Semua itu ku dobrak ku langgar melawan pemikiran jahil
Yang ada di hatiku hanyalah langkah existensi dengan atau tanpa dalil
Tujuanku rumahku keluargaku lingkunganku ku renda dan takkan berakhir nihil
Dengan penataan jeli tiada sesuatupun yang kurasa ganjil
Sandaranku rujukanku pada perjuangan persembahan di mana semua itu tiada mustahil
Sampai jelas terlihat yang haq dan yang batil
Persembahanku ke pertahankan hingga ke haribaan Ilahi ku di panggil
LASKAR HATI. 21 Juni 2018
Post a Comment for "Sukma di Rumah Mungil"