SUKMA DI RUMAH GADAI
Dalam temaram ku lihat Langkahmu gontai.
Tak bisa kupahami mengapa melihatmu ku tak bisa santai.
Telah kau telusuri jalan terjal meliuk di kedalaman ngarai.
Sampai kau pertaruhkan antara hidup dan mati.
Dalam seribu dukamu tiada satu hatipun engkau ceritai.
Sedari awal kau tutup rapat hatimu hingga tiada satu hatipun menggapai.
Sampai akhirnya pasukan nestapa bersimpuh datang menodai.
Bagai kekuatan gaib menghancurkan dinding tebal meluluhkan lantakkan borgol besi dan rantai.
Terusik kediaman dan kebisuan yang selama ini melingkari.
Pecah sudah benih benih bunga yang selama ini tersembunyi dalam altar semai.
Bunga bunga bermekaran nan indah mewarnai.
Di langkah tanpa sadarmu kau turun dari pertapaan suci untuk mendekati.
Sampai langkah pikiran dan ucapanmu tak mampu lagi engkau kuasai.
Terseret arus melankolis bagai hipnotis yang telah menguasai.
Dalam kegundahan hatimu masih tersisa satu pertanyaan yang belum usai.
Dalil mana yang mengharuskan semua itu kau capai.
Hanya satu niatmu agar tiada satu hatipun terlukai.
Sehingga kau benamkan wajahmu di hamparan Sajadah yang jadi saksi.
Yakinlah keindahan dan kebahagiaan pada saatnya kan sampai.
Itu suatu janji yang tak teringkari.
Tersenyumlah wahai sukma meski kini kau tertelungkup di rumah gadai.
Sehingga datang ridho Ilahi kan selalu menyertai.
23 Juni 2018
LASKAR HATI
Post a Comment for "SUKMA DI RUMAH GADAI"